BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pelaksanaan PAK dewasa menjadikan orang
dewasa dan bertumbuh sesuai dengan kehendak Tuhan. PAK merupakan sarana untuk
dapat mengembangkan seluruh potensi anak didik kepada ketaatan dan pengabdian
kepada Tuhan dan firman-Nya dan dengan berdasarkan Alkitab. Pelaksanaan PAK
dewasa dalam kehidupan bersama kususnya dalam keluarga semuanya membutuhkan
proses tergantung bagaimana cara orang dewasa menghadapi proses tersebut.
Sebagai
orang dewasa pelaksanaan PAK dewasa dalam keluarga memiliki peran dalam
kehidupan bersama kususnya dalam keluarga. Memiliki kepribadian yang baik.
Segala proses yang di dalamnya terdapat banyak rintangan, mengajar orang dewasa
untuk melatih dan memiliki peran yang bertanggung jawab dalam keluarga,
memiliki kehidupan sosial, psikis, fisik dan spiritual yang baik.
Mendidik orang dewasa dalam pelaksanaan
PAK dewasa dalam keluarga kristen tidaklah mudah. Dalam perkembangan zaman
orang dewasa tidak lagi memprioritaskan hubungan yang baik dalam keluarga,
orang dewasa tidak bertanggung jawab di dalam keluarga dan terkadang lari dari
masalah. Pelaksanaan PAK dewasa tidak lagi diimplementasikan dalam keluarga.
Namun, disinilah PAK berperan dalam pelaksanaan PAK dewasa dalam keluarga
kristen agar orang dewasa memiliki tanggung jawab dalam keluarga, memiliki
kehidupan sosial, psikis, fisik dan spiritual yang baik, memiliki kepribadian
yang baik agar berkenan dihadapan Tuhan.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
Pengertian PAK Dewasa?
2. Apa
Peran Orang Dewasa Dalam Keluarga?
3. Apa
Metode Mendidik Orang Dewasa?
4. Apa
Karakteristik Orang Dewasa?
BAB
II
ISI
A. Pengertian
PAK Dewasa
PAK Dewasa adalah Pendidikan campur tangan
Allah atau tuntunan Roh Kudus dimana orang dewasa mau berjuang untuk mewujudkan
cita-citanya. Mereka hendak membarui masyarakat dan ingin memberantas segala
sesuatu yang jelek, yang jahat, yang merintangi perkembangan dunia ke arah
keadilan dan kemakmuran.
PAK bukan saja mengenai hal-hal yang
lampau, tetapi juga ingin menghidupkan iman sehingga berbuah dengan indahnya.
Pendidikan Agama Kristen bukan saja perkara ajaran dan pengakuan secara teori,
tetapi juga suatu kuasa ilahi yang seharusnya mempengaruhi dan menguasai
seluruh alam perasaan, kehendak dan tingkah laku manusia. Anak-anak muda
biasanya tidak mulai mempelajari agama Kristen dengan cara belajar seperti yang
dipakai di sekolah, melainkan dalam rumah tangga orangtuanya sejak kelahirannya
mereka dididik dalam suasana Kristen dan belajar mengasihi Tuhan Yesus dan
percaya kepeda-Nya, oleh sebab ayah-ibu dan kakak-kakak mereka mencintai dan
menuruti Tuhan Yesus[1].
B. Peran
Orang Dewasa Dalam Keluarga Kristen
Keluarga
Kristen adalah pemberian Tuhan yang tak ternilai harganya. Keluarga Kristenlah
yang memegang peranan yang terpenting dalam PAK.
1. Cinta-Perhatian-Kebijaksanaan
Uraian
Lewis Sherill dalam bukunya The Struggle of the Soul tentang agama orang dewasa
mengutarakan suatu pola perkembangan hidup keagamaan orang dewasa. Ada tiga
babak perkembangan yang tercakup dalam perubahan tanggung jawab orang dewasa
dalam keterlibatan emosional, ekonomis, sosial, dan religius. Orang dewasa muda
(young adult) memilih arah hidup yang akan diambil, dengan menghadapi godaan
berbagai kemungkinan pilihan. Inilah masa dimana keterlibatan dibuat dan peran
ditetapkan. Selama tengah umur, dari sekitar 30 sampi 50 tahun, orang dewasa
menghadapi tantangan hidup, sambil memantapkan tempat dan mengembangkan
filsafat untuk mengolah kenyataan yang tak disangka-sangka. Masalah sentral
pada masa dewasa tengah (middle adulthood) adalah mencapai pandangan hidup yang
masak dan utuh yang dapat menjadi dasar dalam membuat keputusan-keputusan
secara tetap konsisten. Pada orang dewasa tua (older adult) ciri utamanya
adalah “pasrah”. Pada masa itu minat dan kegiatan kurang beragam. Hal-hal yang
kurang penting dilepas demi hal-hal penting. Hidup menjadi kurang rumit dan
lebih terpusat pada hal-hal yang sungguh berarti. Kesederhanaan meninjol pada
usia itu.
Orang
dewasa muda berawal ketika krisis identitas masa muda berlalu. Dengan kurang
lebih mengetahui siapa diri mereka, orang dewasa muda memasuki hubungan yang
baru karena tanggung jawab yang bertambah, yang merupakan pengalaman dengan masalahnya
sendiri. Masa dewasa tengah, menurut model Erikson, merupakan masa
prodiktivitas maksimum. Dalam periode itu, orang dewasa ikut ambil bagian dalam
generavitasi dan kreativitas masyarakat, ikut aktif dalam pembentukan dan
pengarahan angkatan berikutnya. Kekuatan watak yang muncul selama masa dewasa
tengah menurut Erikson adalah perhatian (care), rasa perhatian dan tanggung
jawab yang menghargai. Umat manusia bersama Tuhan ikut memelihara makhluk
ciptaan. Ciptaan yang memenuhi panggilannya menaruh perhatian tidak hanya pada
keturunannya tetapi juga semua makhluk ciptaan. Tahap kedewasaan terakhir
adalah umur tua dan kematangan. Masalah sentral adalah menemukan kepuasan bahwa
hidup yang sudah dijalani mencapai pemenuhan dan penyelesaian, haruslah merasakan
suatu rasa bahagia karena kerja dilakukan dengan baik dan hidup dijalani dengan
baik
2. Dari
Mesianisme ke Nostalgia
Masa
dewasa muda tumbuh dengan optimisme mesianis, bukan dalam arti kepercayaan
absolute bahwa dunia dapat di ditaklukkan dan diubah, tetapi dalam arti bahwa
prestasi, pencapaian ada di masa depan. Keterlibatan pada keluarga, kerja dan
agama membuat watak stabil dan membatasi kemungkinan-kemungkinan untuk
berkembang dan memiliki harapan dan kepercayaan ke masa depan serta melengkapi
masa depan berdasarkan iman dan harapan[2]
C. Metode
Mendidik Orang Dewasa
1. Metode
percakapan atau diskusi. Cara ini amat indah. Hasilnya besar, jika dijalankan
dalam kelompok yang kecil dengan pimpinan yang baik. Suasana percakapan itu
seharusnya selaras dengan pertalian rohani yang menghubungkan anggota-anggota
kelompok itu. Maksudnya bukan untuk mengalahkan lawan dalam perdebatan itu,
melainkan supaya membina rohani masing-masing.
2. Metode
lakon atau sandiwara. Menciptakan persekutuan yang indah
3. Metode
penyelidikan. Cara ini umpannya dapat dipakai berhubung dengan katekisasi, atau
dalam situasi kelompok yang memeriksa berbagai-bagai pokok dari dalam Alkitab.
4. Mengenai
tanggung jawab orang kristen
5. Mengenai
penyebaran injil, baik di dalam negerinya sendiri maupun diantara bukan orang
kristen
6. Mengenai
soal-soal iman dan kesulitan kristen[3]
D. Karakteristik
Orang Dewasa
1. Dewasa
Muda
Erikson
menggambarkan masa dewasa awal sebagai masa di mana seseorang memilih keakraban
hubungan yang dekat atau pernikahan, dengan pengorbanan yang diperlukan, atau
memilih jalan isolasi karena takut menghadapi hubungan seperti itu (Papalia dan
Olds,1986,399). Hubungan heteroseksual yang saling mengasihi dan saling memberi
merupakan norma untuk tahun-tahun kehidupan ini. Keintiman pernikahan dan
hubungan seksual menghasilkan pembentukan keluarga baru, baik dalam soal cinta,
pernikahan dan seks. Pada umumnya orang telah belajar (dan memilih) untuk
mencintai pada tingkat bayi, kekanak-kanakan atau remaja saja. Cinta yang
dewasa dan akrab hanya ditemukan pada diri beberapa orang dewasa saja. Orang
itu biasanya mendapatkan pertolongan Allah, yang adalah kasih untuk mencapai
kondisi itu: (1Yohanes 4:7-8). Pada tahap masa dewasa awal, cenderung mengambil
salah satu dari lima cara menyesuaikan diri. Pada umumnya orang melakukan
komitmen terhadap karier yang sudah ia pilih.
2. Masa
Dewasa Pertengahan
Orang-orang
pada usia pertengahan yang sukses dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan
cenderung melakukan empat perubahan yang perlu. Pertama, mereka mulai mengukur diri mereka dalam lingkup
hikmat dan bukan kekuatan fisik, yang mulai berkurang pada saat ini. Kedua,
mereka menilai orang-orang berdasarkan kepribadian mereka yang unik dan sikap persahabatan yang
mereka tunjukkan. Fleksibilitas emosi sangat penting, karena mereka mulai
kehilangan hubungan tertentu karena kematian orangtua atau teman-teman.
Akhirnya, meskipun biasanya mereka sudah menemukan jawaban bagi kehidupan,
mereka berusaha tetap bersikap terbuka dan fleksibel dalam evaluasi
Levinson
menekankan bahwa orang yang berumur 40-45 tahun berada dalam masa transisi,
sesuai dengan apa yang dianggap sebagai “krisis umur pertengahan” tetapi orang
yang berusia pertengahan empat puluh tahunan sekali lagi masa itu dengan
menggunakan kegiatan rutin yang diteguhkan sebelumnya dalam kehidupan atau
mengambil pilihan baru yang muncul dari krisis selama transisi. Levinson
mencatat bahwa banyak orang yang menemukan masa ini merupakan masa kehidupan
mereka yang paling kreatif dan paling memuaskan.
3. Masa
Dewasa Akhir
Erikson
(1963) mencatat bahwa masa kehidupan ini mencakup krisis integritas ego yang
dipertentangkan dengan keputusasaan. Orang dewasa yang lebih tua memilih untuk
menerima atau menyesali masa lalu mereka. Orang yang mencapai integritas ego
percaya bahwa mereka telah melakukan hal yang terbaik dan menerima
ketidaksempurnaan dan kekurangan mereka. Sebaliknya, orang yang tidak mencapai
integritas ego akan mengalami keputusasaan, dan menyadari bahwa sekarang sudah
terlambat untuk memulai lagi. Eriksin menunjukkan bahwa semua orang tua
mengalami keputusasaan sejauh tertentu. Pada orang tua sekarang punya waktu
untuk bermain dalam pengertian, mengalami masa kanak-kanak kedua dan tetap
menjadi makhluk seksual yang kreatif.
Peran
orang tua menderita kehilangan status di masyarakat, berbeda dengan masyarakat
lain dimana orang tua dihargai karena hikmat mereka. Maloney (1986) berpendapat
bahwa orang dewasa yang sudah tua masih ingin beradaptasi dan tidak sekedar
mengamati orang lain. Orang tua cenderung menjadi lebih cerdas, toleran dan
reflektif, mereka mungkin baru membuat keputusan untuk Kristus untuk pertama
kalinya[4]
KESIMPULAN
PAK
Dewasa adalah pendidikan yang menanamkan iman kristen kepada orang dewasa untuk
menjadi pengikut Kristus yang utuh. Pelaksanaan PAK dewasa berperan dan
bertanggung jawab dalam keluarga. Mendidik orang dewasa untuk berkomunikasi
dengan baik dengan Tuhan dan sesama agar dapat menjadikan dewasa dan bertumbuh
sesuai dengan kepenuhan Kristus. Karakteristik orang dewasa muda secara fisik
bertumbuh dan berkembang dengan matang, memiliki daya tahan dan kesehatan yang
baik sehingga dalam melakukan berbagai kegiatan terlihat kreatif, bersemangat,
dan aktif. Karakeristik dewasa tengah dalam fisik penampilannya sempurnah,
psikisnya menjalani konflik batin, dalam kehidupan sosial ingin memiliki
kedudukan baik, mau di akui, dan dalam spiritualnya telah bersekutu dengan
Tuhan dan bersekutu dengan sesama dan merenungkan kehidupan atau pengalaman
hidup. Karakteristik dewasa akhir yaitu
cenderung menjadi lebih cerdas, toleran dan reflektif, mereka mungkin
baru membuat keputusan untuk Kristus untuk pertama kalinya.
REFERENSI
Dr.I.H.Enklaar dan Dr.E.G.Homrighausen. 2009.
Pendidikan Agama Kristen. Jakarta: Gunung Mulia.
Robert W. Crapps. 1994. Perkembangan Kepribadian
& Keagamaan. Yogyakarta: Kanisius. Dr.Andar Ismail. 2003. Mulai Dari Musa
Dan Segala Nabi. Jakarta: Gunung Mulia.
Paul
D. Mejer, M.D.,dkk. 2004. Pengantar Psikologi & Konseling Kristen.
Yogyakarta: Baker Books
[2]Robert W.
Crapps, Perkembangan Kepribadian &
Keagamaan, Yogyakarta: Kanisius, 1994, Halaman 31-34.
[3]Dr.Andar
Ismail, Mulai Dari Musa Dan Segala Nabi,
Jakarta: Gunung Mulia, 2003, Halaman 83 dan 146.
[4] Paul D. Mejer, M.D., dkk, Pengantar Psikologi & Konseling Kristen,
Yogyakarta: Baker Books, 2004, Halaman 54-56, 62 dan 64
Nama : Yuliansi
Kelas : D (PAK)
Nirm : 102016487
Sekolah
Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Toraja
2019
Tag :
Perjanjian Baru,
Perjanjian Lama
0 Comments for "Pelaksanaan PAK Dewasa Dalam Keluarga Kristen"